Mendung tebal menjemputku
Mengucapkan selamat datang
Ketika aku sampai pada ujung tuntang
Terlunta mengharap serentang kenang
Yang tak tertangkap panca indra
Tali gaib pengikat batin
Penembus nurani
Pelarut nestapa
Dalam ikatan diagnosa
Yang mekar di belantara jiwa dan
ragaku
Turun bertaburkan daun berkerudung
kabur
Memercikkan degup hidup yang terus
bersenandung
Tubuhku telah tertular radiasi retak
rangkah
Bersarang mekar disamping langgar
leukosit
Melucuti kekebalan asa dalam menepis
tebaran derkuku maksiat
Menekuk kelenjar getah bening
Laksana terjaring maut dalam uluran
umurku
Meski hidup menunda kekalahan
Tetap kusandang nestapa antara
ranting lapuk
Menyadap sinar mentari yang menyahut
teguranku
Akan kerinduan yang mendesir di sela
daun randu
#menatap pada permadani biru aku
terbawa arus pusaran imaji , hingga aku memutuskan untuk hanyut dalam
ketegangan sejenak. dan riak itu perlahan dimanjakan oleh waktu, sekejab
seolah tak terjadi apa-apa ^^
ini hanya sekedar coretan kecil,
kawan. mungkin tak mengandung makna. hehehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar