Mangga sebenarnya merupakan tanaman yang berasal
dari luar negeri, yakni dari India. Tapi buah ini sudah sangat terkenal di
Indonesia bahkan juga di Asia, Eropa, dan Amerika, karena rasanya yang lezat,
aroma yang harum, warna yang bagus, dab bilai gizinya yang tinggi. Orang asing
yang pertamakali melihat kebun mangga yang indah di lembah Indus ialah
Alexander Agung pada tahun 327 sebelum Masehi. Huein T’Sang mungkin penulis
pertama yang menulis tentang buah mangga di India pada tahun 632-45. Istilah
mangga sendiri asalnya dari bahasa Tamil di India yaitu: man-kay atau man-gas,
kemudian dalam bahasa botaninya disebut Mangifera
indica L. yang artinya tanaman mangga yang asalnya dari India.
Pembahasan mengenai tanaman mangga yang menyebar ke
semenanjung Malaysia, Indonesia dan disekitarnya terangkum lengkap dalam buku
ini. Dicantumkan pula, penyebarannya mungkin dibawa orang-orang India pada
waktu mengadakan perdagangan pada abad keempat atau kelima sebelum Masehi.
Mangga mulai ditanam di Kepulauan Maluku pada tahun 1665. Penyebaran ke negara
barat mungkin baru pada zaman pertengahan, pada waktu ramai-ramainya
perdagangan rempah-rempahdan buah-buahan tropis.
Tanaman mangga pada umumnya tumbuh baik di daerah
dataran rendah, tetapi juga masih bisa hidup di daerah yang hawanya sedang
walapun tidak sebaik di dataran rendah. Mangga tergolong dalam species Mangifera indica L, genus Mangifera, family Anacardiaceae, kelas
Dicotyledoneae (biji berkeping dua), dan devisi Spermathophyta (tumbuhan berbiji).
Tanaman mangga memiliki akar tunggang yang panjangnya
mencapai 6 m, pemanjangan akar tunggang akan berhenti bila mencapai permukaan
air tanah. Batang pohon mangga tegak, bercabang agak kuat, daun lebat dan
membentuk tajuk berbentuk kubah, oval atau memanjang.
Dalam buku ini merangkum tiga cara pengembangbiakan
mangga sedemikian rupa. Pertama adalah cara vegetatif : stek, cangkok, temple,
dan sambung, kedua cara generative : dari pelok (biji). Sementra orang masih
menanan mangga dengan pelok, sedang yang lainnya karena sudah lebih tahu bahwa
menanam dengan pelok akan menghasilkan tanaman yang sifatnya tidak sesuai
dengan yang diharapkannya, sehingga akhirnya akan mengecewakan. Cara ketiga ;
kombinasi vegetatif dan generatif yang hasilnya dapat seperti yang kita harapkan.
Terdapat syarat-syarat tanaman mangga supaya menjadi
subur dan menghasilkan buah yang cukup banyak, yaitu sebelum menanam harus
disiapkan dulu pengolahan tanah dan pemupukan dasar, dan dikemudian hari
setelah ditanam, secara rutin dalam waktu tertentu harus diadakan pemupukan
ulang sehingga kesuburan tanaman tetap dapat dipertahankan seterusnya.
Buku karangan Ir. Pracaya ini,
dilengkapi dengan gambar-gambar pendukung sehingga pembaca dapat menambah
wawasanya secara lebih bebas. Juga tak ketinggalan berbagai hama penyakit
mangga serta cara mengatasinya, yang mendukung minat pembaca yang ingin terjun
ke pertanian mangga.
Tanaman mangga, seperti halnya tanaman yang lain,
perlu setiap hari diperhatikan. Kalau ada kelainan harus segera diadakan pengamatan.
Kalau ada masalah yang membahayakan harus segera diadakan pengamatan. Misalnya
kalau terlihat adanya jamur upas, pengerek batang, daun berbisul-bisul, maka
harus segera diadakan penyemprotan, kalau perlu bagian yang terserang segera
dipangkas supaya jaringan menjalar ke tempat yang lain.
Terlepas dari kelengkapan isi buku,
Ir. Pracaya yang merupakan pembimbing praktek dan pengajar dalam bidang tanaman
buah dan sayuran di Kursus Pertanian Tanaman Tani (KPTT), Salatiga, dalam
pembuatan buku ini, berusaha untuk menghadirkan segala sesuatunya yang terkait
dengan mangga serta berdasarkan pengalaman dan pekerjaan, dapat diketahui bahwa
buku ini memiliki tingkat kompeten yang tinggi serta konsekuen.